Dodol Garut menjadi citra diri yang sangat melekat dengan Kabupaten Garut selain domba, kulit, dan Jeruk, yang sama-sama populer di tingkat nasional.
Dodol Garut menjadi topik pembahasan tim kotagarut.com selanjutnya. Karena tema tersebut sangatlah penting untuk diangkat.
Beberapa alasan bagi kami untuk mengangkat topik Dodol Garut adalah sebagai berikut:
- Terancam kelestariannya.
- Kuliner lintas generasi.
- Kuliner bersejarah identitas Kabupaten Garut.
Kami telah melakukan penelusuran langsung ke lapangan termasuk mewawancarai orang berkompeten di bidang Dodol Garut yaitu Bpk. H. Yudi J Ramli (Direktur Utama PT. Dodol Olympik) sebagai salah-satu brand dodol tertua di Garut.
Selain itu, kami juga diajak turun langsung ke 2 pasar yang ada di Bandung yang populer sebagai sebagai sentra Dodol Garut.
Penelitian kami meliputi:
- Usia konsumen Dodol Garut.
- Jenis Dodol Garut yang paling disukai.
- Volume rata-rata yang dibeli konsumen.
- Jam dan hari apa Dodol Garut banyak dibeli konsumen.
- Serta pengaruh harga, dan cara promosi pedagang.
Atas beberapa metode tersebut, akhirnya penulis mencoba menyajikannya dalam sebuah tulisan yang sederhana. Selamat membaca…..
Sejarah Dan Keunikan Dodol Garut
Perlu diketahui bahwa dodol bukanlah makanan khas yang ada di Garut saja. Beberapa daerah di Indonesia juga memiliki ciri khas makanan berupa dodol. Seperti:
- Dodol di daerah Kudus yang bernama Jenang.
- Dodol di daerah Sumatera yang bernama Dodol Durian.
- Dodol Betawi.
- Dodol Cirebon.
- Dodol Aceh.
- Dodol Kalimantan.
Sejarah dodol secara umum diperkirakan sudah ada sejak abad ke 9 dan sejarah Dodol Garut dimulai pada tahun 1929 yang dpelopori oleh Ibu Karsinah dengan merk dodol “Kursinah atau Karsinah”.
Popularitas Dodol Garut semakin besar di tahun 1949 saat H. Iton Damiri mulai memproduksi Dodol Garut yang bernama Dodol Halimah.
Dan pada tahun 1950 merk Dodol Halimah berubah nama menjadi Dodol Fatimah. Kemudian perubahan merk terjadi lagi di tahun 1957 menjadi Dodol Herlinah.
Khalayak luas semakin mengenal Dodol Garut saat merk Dodol Herlinah kemudian berubah nama menjadi Dodol Picnic pada tanggal 14 Juli 1959.
Maka wajar saja jika sampai saat ini berbicara tentang Dodol Garut tidak akan lepas dari brand dan sejarah Dodol Picnic.
Bahkan saat ini Dodol Garut (khususnya Dodol Picnic) telah dikenal di pasar tingkat nasional, bahkan di pasar tingkat Internasional.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Dodol Garut semakin kuat popularitasnya saat mantan Wakil Bupati Garut yaitu Dicky Candra mempromosikan dodol inovatif yang bernama Chocodot, atau cocodot.
Adapun jenis Dodol Garut yang saat ini populer di masyarakat dengan ciri khas tersendiri adalah sebagai berikut:
- Dodol Garut sebagai dodol kelas premium.
- Dodol rasa coklat yang bernama Chocodot, atau Cocodot.
- Dodol warna-warni.
- Dodol Zebra.
- Dodol Buah (sirsak).
Setelah menyimak sejarah Dodol Garut ternyata terdapat keunikan dan ciri khas yang melekat pada Dodol Garut, yaitu dari sisi penamaan atau merk.
Di awal – awal perkembangan Dodol Garut merknya lebih didominasi oleh merk nama perempuan. Dan tentu saja hal tersebut menjadi sisi keunikan Dodol Garut.
Bahan Baku Dan Pengolahan Dodol Garut
Bahan dasar pembuatan Dodol Garut adalah gula, tepung beras, dan air. Jika Chocodot, atau cocodot bahan dasarnya ditambah dengan coklat.
Tentu saja setap produsen memiliki resep rahasia dapur masing-masing. Namun secara umum bahan bakunya memang tidak bisa lepas dari hal tersebut.
Selain itu, Dodol Garut bisa bertahan lama bukan karena campuran bahan pengawet kimia. Tetapi dicampur dengan pengawet alami yang dipermentasi.
Persoalan Dan Tantangan Dodol Garut
Dodol Garut bahkan munkin dodol lainnya yang ada Indonesia akan mengalami tantangan yang sama. Dan penulis akan membaginya ke dalam beberapa point, yaitu:
1. Penentuan Pasar
Salah-satu kelemahan para produsen (bukan hanya dodol) saat ini hampir tidak pernah melakukan riset terlebih dahulu saat hendak melempar produk ke pasar.
Kebanyakan produsen lebih terbawa arus latah, atau viral. Mungkin saja bisa laku, tetapi kemungkinan “saheabna” atau kemungkinan sementaranya akan besar.
Setelah tim kotagarut.com melakukan penelusuran, ternyata Dodol Garut laris manis itu di daerah, atau kota-kota yang bersuhu panas.
Maka jangan heran jika Dodol Garut lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di kota besar, seperti Bandung, Jakarta, Bekasi, Tangerang, dll.
Begitupun dengan pasar Internasional, misalnya antara Eropa timur dan Barat memiliki citarasa yang bisa diterima di lidahnya berbeda.
Hal tersebut juga pernah dialami oleh Kopi Garut. Penentuan pasar Internasional yang kurang tepat akhirnya menyebabkan Kopi Garut kurang efektif dan efisien dalam sisi marketing.
2. Rasa
Rasa manis memang sulit untuk mendapatkan pasar kuliner tetap kecuali coklat dan susu. Maka solusi untuk dodol adalah mencoba menghadirkan beragam inovasi rasa.
Rasa asin, gurih, dan pedas adalah rasa yang bisa diterima hampir di setiap daerah. Maka jangan heran jika salah-satu kuliner Garut lainnya (Baso Aci) lebih cepat populer.
3. Usia
Dodol Garut terancam kelestariannya, karena hasil penelusuran kami bahwa mayoritas konsumen Dodol Garut adalah usia 40 tahun ke atas.
Salah-satu alasan kenapa usia tersebut masih mengkonsumsi Dodol Garut adalah karena memori masa lalu yang masih menciptakan kesan rasa.
Maka tantangan Dodol Garut selanjutnya adalah bagaimana menembus pasar Milenial. Promosi yang kekinian, dan modifikasi adalah salah-satu kunci utamanya.
Kesimpulan
Semoga tulisan sederhana ini mampu memberikan manivesto kelestarian kuliner lokas khususnya yang ada di Kabupaten Garut.